Sukabumi, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan warisan budayanya yang kaya, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan.
Termaktub jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 bahwa tujuan pendidikan adalah “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” artinya indikator keberhasilan Pendidikan nasional adalah menghasilkan bangsa yang cerdas. Bangsa yang cerdas memahami betul bagaimana caranya berterimakasih pada pertiwi yang telah memberinya fasilitas kehidupan yang baik, bangsa yang menyadari bahwa ketentraman yang dinikmatinya adalah warisan para pejuang yang mengorbankan darah dan nyawanya, bangsa yang cerdas tahu bahwa dirinya harus mewariskan nilai-nilai luhur pada generasi selanjutnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Tunda Pemilu dan PJ Presiden
|
Pendidikan paripurna memegang peranan penting dalam mempersiapkan generasi mendatang yang terampil, terdidik, dan sadar akan nilai-nilai budaya dan lingkungan. Pendidikan paripurna itu sendiri adalah bentuk pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran formal dan informal, memberikan landasan yang kuat untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya dan alam di sekitar kita. Namun, perjalanan untuk mencapai integrasi ini tidaklah mudah. Di Sukabumi, integrasi antara pendidikan paripurna dan pengembangan pariwisata mungkin dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan destinasi pariwisata yang berkelanjutan dengan "Value" yang lebih memikat.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Sukabumi adalah kurangnya pemahaman tentang potensi pariwisata lokal di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan. Kurangnya informasi dan kesadaran tentang kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Sukabumi dapat menghambat upaya pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Plus Minus NU Dukung Anies
|
Di sinilah peran pendidikan paripurna menjadi sangat penting. Melalui integrasi materi pembelajaran yang relevan dengan pariwisata lokal dalam kurikulum sekolah, siswa dapat diberikan pemahaman yang lebih baik tentang kekayaan alam dan budaya di sekitar mereka. Program pendidikan yang melibatkan siswa dalam kegiatan lapangan, studi kasus, dan proyek berbasis masyarakat dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis dan kepedulian terhadap lingkungan serta budaya lokal.
Selain itu, lembaga pendidikan juga dapat berperan sebagai pusat penelitian dan pengembangan dalam mendukung industri pariwisata lokal. Kolaborasi antara lembaga
pendidikan baik perguruan tinggi, sekolah, dan pemerintah daerah dapat menghasilkan penelitian yang relevan dan solusi inovatif untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Pemanfaatan teknologi juga dapat menjadi alat yang " powerful" dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Sukabumi. Platform pembelajaran online, aplikasi mobile, dan teknologi virtual reality dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang potensi pariwisata lokal dan memberikan pengalaman belajar yang interaktif kepada siswa.
Baca juga:
Tony Rosyid: Firli dan Prahara di KPK
|
Yakinlah kita memiliki kesempatan yang berharga untuk menciptakan hubungan yang lebih erat antara pendidikan paripurna, pariwisata, dan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi pendidikan dan pariwisata karena integrasi antara pendidikan paripurna dan pengembangan pariwisata dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai tujuan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif di Sukabumi. Bahkan melalui kolaborasi yang erat antara pendidikan, pemerintah, dan industri pariwisata. Harapannya, Sukabumi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengoptimalkan potensi pariwisata lokal untuk kesejahteraan masyarakat madani. ~
Ditulis Oleh: Rastya Mutiarani Zahra
Baca juga:
Sepuluh Gunung yang Disakralkan di Dunia
|
Sukabumi, 12 Maret 2024.